Peran susu sebagai sumber protein hewani semakin dibutuhkan untuk memastikan tumbuh kembang anak optimal. Apalagi selagi ini, tetap tersedia persoalan stunting yang kudu langsung dituntaskan, dimana yang dibutuhkan adalah pemenuhan keperluan protein hewani anak.
Menurut dokter anak Rumah Sakit Permata Depok, dr. Agnes Tri Harjaningrum, Sp.A, situasi gagal tumbuh pada anak seringkali karena kekurangan asupan protein hewani, yang salah satunya bisa dipenuhi melalui mengkonsumsi susu.
“Susu itu sebenarnya spaceman slot terlampau banyak manfaatnya, kayak one stop shopping. Itu kelebihannya,” kata Agnes.
Namun demikian, ia terhitung memastikan pentingnya mengembangkan skill makan pada anak. Meskipun memberi tambahan susu sebagai minuman bergizi, anak terhitung kudu diajari untuk makan makanan padat yang seimbang. Bahasa sederhananya makanan gizi seimbang anak.
“Bukan cuma mengenai jumlah asupan makanan, tetapi terhitung mengenai kualitasnya dan bagaimana anak-anak diberi pengajaran mengenai pola makan yang sehat,” katanya.
Dokter spesialis pengetahuan kebugaran anak, dr. Radhian Amandito, Sp.A., merekomendasikan susu hewani untuk anak umur 12-23 bulan berdasarkan pedoman WHO.
“Kalau tersedia (susu) yang belum diproses sama sekali, kandungan (nutrisinya) kemungkinan terlampau lengkap semua vitamin, mineral, protein, dan lain-lain. Tapi terlampau tinggi risiko kontaminasi, perut bayi belum menerima, berisiko diare. Sedangkan segar milk ini, tengah-tengah. Cukup stabil untuk di terima oleh bayi, (risiko kontiminasinya) tidak terlampau banyak, tetapi kandungan nutrisinya tetap terjaga,” katanya.
Jadi, jika mengidamkan memberi tambahan susu anak, sebaiknya berikan segar milk dan sebaiknya yang tidak tersedia rasa. Karena susu rasa-rasa, biasanya kandungan gulanya lebih banyak, selagi kandungan susunya rendah.